Seperti sebelumnya saya pernah cerita di pashatama.com, saya awalnya tidak berencana pergi Penang akhir taun 2013 kemarin itu. Rencananya sih ke Malaka dan sudah bolak balik browsing mengenai Chicken Rice yang katanya enak disana itu. Tapi toh akhirnya saya terdampar di Penang, pulau kecil yang mempesona kalau kamu suka jalan-jalan santai tanpa harus belanja dan juga doyan makan enak.
Sebelum sampai di Penang, tentunya saya browsing dong, tanya pula tetangga kiri kanan yang sudah duluan kesana. Yang akhirnya ada di list saya adalah ; Asam Laksa, Kweoy Tiao, Hokiien Mee dan beberapa makanan lain. Waktu saya diantar supir taxi (yang ternyata orang Medan disana), dia menunjuk sebuah lorong (di Penang, jalan yang tidak terlalu besar disebut Lorong), namanya Lorong Selamat, persis depan hotel saya. Katanya disitu ada Chaar Kweoy Tiao yang harus saya coba hati langsung merasa tenang dan berencana abis sampai hotel, mandi saya akan ngesot ke Lorong Selamat itu.
Pendek cerita, saya gagal sih menelusuri Lorong Selamat karena ternyata lapar banget, pujasera kecil persis sebelah hotel akhirnya jadi pilihan saya. Ada jejeran fresh Seafood disitu : Rajungan, Udang, berbagai macam Ikan seolah berjejer melambai-lambai. Malam pertama di Penang saya berdua anak saya yang umurnya baru 6 tahun itu menghabiskan Udang Goreng cah Bawang, dan 6 ekor ikan yang entah Ikan apa. Minumnya tentu saja Teh Tarik.
Rasanya? Entah karena lapar setelah menempuh perjalanan 6 jam dengan bis dari Kuala Lumpur atau karena memang enak, makan malam kami berdua malam itu terasa wah banget. Waktu bayar, kalo ga salah sekitar 25RM.
Keesokan paginya kami dapat info dari penyewaan sepeda bahwa Mee Hokkien terenak ada di Lorong Selamat juga, maka segeralah kami mengayuh sepeda kesitu. Kalau mendengar petunjuknya sih kayaknya kami berenti di kedai Hokkien Mee yang salah. Tapi toh enak (pake banget juga). Hokkien Mee itu kayak Mie biasa aja sih, tapi kuahnya agak coklat, manis tapi nggak kental seperti Lomie. Harganya 3 RM aja.
Makan siang kita deket aja, sebelah hotel ada kedai Chicken Rice namanya Fatty Boy. Oya, kalau mau cari, hotel kami waktu itu di Tune Hotels, di jalan2 utama di Georgetown lah, gampang carinya. Saya lupa nama jalannya (seperti biasa). Di kedai Fatty Boy ini kami pesan Chicken Rice yang ayamnya direbus. Khusus buat saya, ada tambahan Ati Ayam, ditabur Bawang Daun, siram Kecap Asin dikit. Mengingatkan saya waktu makan persis kayak gini di Singapore, sebelah sananya Little India. Sama enaknya, bahkan yang kali ini saya tambah Cah Tauge. Gendut gendut dan putih-putih, kriuk kriuk bikin hati senang.
Chicken Rice & Beansprouts
Makan malam kedua di Penang, mengikuti saran teman-teman yang udah pernah kesana, kami pergi ke Gurney Drive. Kalo di Bandung ini kayak Paskal Hyper Square kali ya. Jadi di satu tempat, banyak banget yang jualan makanan. Wait, bukan banyak tapi BANYAK banget. Asli, semua makanan yang ada di Penang kayaknya ada di tempat ini. Saya makan Asam Laksa, dan jajan beberapa makanan kecil, juga Kelapa Muda yang disini harganya bisa puluhan ribu sementara disana 2RM aja. Anak saya makan Sate Ayam yang katanya enak banget. Ga sempet kefoto karena ditinggal sebentar saya keliling, pas balik makanannya udah abis aja : )))
Asam Laksa
Gourney Drive
Sarapan pagi keesokan paginya kami coba pesan Bubur di kedai Fatty Boy sebelah hotel itu tadi. Bubur mereka ternyata ga sama kayak Bubur kita, tapi lebih mirip Nasi Bakmoy, jadi Nasi dengan kuah aja gitu. Makannya bisa polos aja ditambah kecap asin udah enak. Lagi-lagi ga sempat kefoto karena pas dateng udah laper banget jadi langsung hap hap hap. (Ini food blogger memang selalu kelaperan)
Saya penggemar Lomie. Selama ini saya pikir Lomie Pekalongan di Jl. Suwatama Bandung udah paling enak sejagad raya. Ternyata, di Penang saya menemukan Lomie yang lebih eeennnaaaak lagi! Porsinya kecil saja. Terlalu kecil untuk saya. Porsinya satu kurang, pesan dua gengsi, haha. Lomie disana disebut Lor Mee. Isinya hampir sama ; Mie, Toge, Kangkung, ditambah dengan Ceker Ayam dan Telur rebus yang manis. Lor Mee ini cukup membuat saya berpikir untuk kembali lagi ke Penang satu waktu nanti. Di tempat yang sama, saya juga pesan Bapau. Isinya ada BBQ, Ayam, dan lain-lain. Tentu saja enaklah, ga usah ditanya. 1 Bapau dihargai sekitar 2 RM, dan Lor Mee yang paling enak satu semesta itu dihargai 4 RM saja. Oya, di tempat ini saya juga pesan Otak-otak dengan harapan datanglah makanan berbau bakaran kan ya. Ternyata Otak-otak disana bukan dibakar tapi dikukus. Jadi dibungkus dalam daun pisang dan dalamnya basah. Isinya kayaknya sih ga terlalu beda, ada rasa Udang dan Ikan di dalamnya. Harganya 1.5 RM aja.
Lor Mee
Otak-otak
Sebelum pergi, saya banyak dapat saran, makan Chaar Kweoy Tiau paling enak disini, makan Hokkien Mie yang paling enak disana. Makan Sea Food paling enak sekitar Batu Feringgi (yaiyalah pantainya kan disana). Tapi pada kenyataannya, menurut pengalaman saya sih, kita duduk dimana aja makanannya enak. Jadi kalau tak punya terlalu banyak waktu mencari alamat-alamat yang direkomendasikan temanmu, keliling aja liat-liat makanannya. Percaya insting dan pegang prinsip bahwa “yang tempatnya penuh makanannya pasti enak”.
Oh belum lagi Kopi Tiam yang berjejer dimana-mana. Selama di Penang, saya bersepeda kemana-mana. Kala cape, saya tinggal parkir sepeda aja dan mampir di Kopi Tiam untuk minum Teh Tarik. Atau makan Eskrim. Hari terakhir disana saya bersepeda hampir 7-8 jam. Hitung saja berapa kali saya duduk berhenti dan nongkrong di Kopi Tiam :). Oh dan karena hari itu hujan, saya mampir di satu kafe kecil ini, namanya Moon Tree. Letaknya di jalan Lebuh Muntri, kafe kecil dengan fasilitas wifi mumpuni yang di belalas belakangnya ada guest house juga. Apple Juice, Hot Chocolate dan Omelette plus tempat yang cozy hampir membuat saya malas beranjak dari situ.
Moon Tree Kafe
Ada yang jadi kepengen ke Penang karena postingan ini ngga sih?